1. PENGERTIAN
Kalimat yaitu rangkaian
kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan.
Kalimat merupakan satuan bahasa
terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun
tulisan. Pada kalimat sekurang kurangnya harus memiliki subjek (S) dan predikat
(P). Bila tidak memiliki subjek dan predikat maka bukan disebut kalimat tetapi
disebut frasa. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan
keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud
tulisan berhuruf latin kalimat dimulaidengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda titik (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
2. UNSUR-UNSUR KALIMAT
Dalam menuliskan kalimat dalam bahasa Indonesia yang baik
dan benar maka kita harus ketahui unsur-unsur yang biasanya dipakai dalam
sebuah kalimat. Dalam bahasa Indonesia digunakan aturan SPO atau SPOK (Subjek,
Predikat, Objek atau Subjek, Predikat, Objek, Keterangan).
Berikut
beberapa unsur kalimat.
1.
Subjek (S)
Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping
unsur predikat. Dengan mengetahui ciri-ciri subjek secara lebih terperinci,
kalimat yang dihasilkan dapat terpelihara strukturnya.
Ciri-ciri subjek sebagai berikut.
·
Jawaban atas
Pertanyaan Apa atau Siapa
Penentuan
subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat
yang berupa manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa.
Contoh : Siwon adalah seorang aktor dan penyanyi.
·
Disertai Kata Itu
Kebanyakan subjek dalam bahasa Indonesia
bersifat takrif (definite). Untuk
menyatakan takrif, biasanya digunakan kata itu.
Subjek yang sudah takrif misalnya nama orang, nama negara, instansi, atau nama
diri lain tidak disertai kata itu.
Contoh : Buku itu dibeli oleh Kimbum.
·
Didahului Kata Bahwa
Di dalam kalimat pasif kata bahwa merupakan penanda bahwa unsur yang
menyertainya adalah anak kalimat pengisi fungsi subjek. Di samping itu, kata bahwa juga merupakan penanda subjek yang
berupa anak kalimat pada kalimat yang menggunakan kata adalah atau ialah.
Contoh :
o
Bahwa pengurus SEMA harus segera dibentuk
pada rapat hari ini.
o
Saya mengatakan bahwa
Super Junior adalah boyband
favoritku.
·
Mempunyai Keterangan
Pewatas Yang
Kata yang menjadi subjek suatu kalimat
dapat diberi keterangan lebih lanjut dengan menggunakan penghubung yang. Keterangan ini dinamakan
keterangan pewatas.
Contoh : Mahasiswa yang ingin lulus harus mengikuti ujian.
·
Tidak Didahului
Preposisi
Subjek
tidak didahului preposisi, seperti dari,
dalam, di, ke, kepada, pada. Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata
seperti itu sehingga menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak
bersubjek.
·
Berupa Nomina atau
Frasa Nominal
Subjek kebanyakan berupa nomina atau
frasa nominal. Di samping nomina, subjek dapat berupa verba atau adjektiva,
biasanya, disertai kata penunjuk itu.
Contoh : Bermain
itu menyenangkan.
2.
Predikat (P)
Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek. Predikat
berfungsi menjelaskan subjek.
Ciri-ciri predikat adalah sebagai berikut.
·
Jawaban atas
Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana
Dilihat dari segi makna, bagian kalimat
yang memberikan informasi atas pertanyaan mengapa
atau bagaimana adalah predikat
kalimat. Pertanyaan sebagai apa atau jadi apa dapat digunakan untuk
menentukan predikat yang berupa nomina penggolong (identifikasi). Kata tanya berapa dapat digunakan untuk menentukan
predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) atau frasa numeralia.
Contoh :
o Gadis itu cantik.
o Harga buku itu sepuluh
ribu rupiah.
·
Kata Adalah atau Ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama digunakan jika subjek kalimat berupa
unsur yang panjang sehingga batas antara subjek dan pelengkap tidak jelas.
Contoh : Justin Bieber adalah penyanyi favoritku
·
Dapat Diingkarkan
Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai
bentuk pengingkaran yang diwujudkan oleh kata tidak. Bentuk pengingkaran tidak
ini digunakan untuk predikat yang berupa verba atau adjektiva. Di samping tidak sebagai penanda predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat
yang berupa nomina atau predikat kata merupakan.
Contoh : Kamu tidak hadir dalam rapat kemarin.
·
Dapat Disertai
Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau
adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan.
Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya
berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan
sikap pembicara (subjek), seperti ingin,
hendak, dan mau.
Contoh : Obama
akan datang ke Indonesia.
·
Unsur Pengisi
Predikat
Predikat suatu kalimat dapat berupa:
o Kata, misalnya verba, adjektiva, atau nomina.
o Frasa, misalnya frasa verbal, frasa adjektival, frasa
nominal, frasa numeralia (bilangan).
3.
Objek (O)
Objek yaitu keterangan predikat yang
memiliki hubungan erat dengan predikat. Unsur kalimat ini bersifat wajib dalam
susunan kalimat aktif transitif yaitu kalimat yang sedikitnya mempunyai tiga
unsur utama, subjek, predikat, dan objek. Predikat yang berupa verba
intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau
ter-) tidak memerlukan objek,
sedangkan verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-.
Ciri-ciri objek sebagai berikut.
· Langsung di Belakang Predikat
Objek hanya memiliki
tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
Contoh : Sinta memberikan Jojo
komputer baru.
· Dapat Menjadi Subjek Kalimat
Pasif
Objek yang hanya
terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif.
Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam
kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan
bentuk verba predikatnya.
Contoh : Keju itu dimakan tikus.
· Tidak Didahului Preposisi
Objek yang selalu
menempati posisi di belakang predikat tidak didahului preposisi. Dengan kata
lain, di antara predikat dan objek tidak dapat disisipkan preposisi.
Contoh : Dia mengirimi saya bunga mawar.
· Didahului Kata Bahwa
Anak kalimat
pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa
dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.
4.
Pelengkap (Pel.)
Pelengkap merupakan unsur kalimat yang dapat bersifat wajib ada karena
melengkapi makna verba predikat kalimat.
Pelengkap dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan itu ialah kedua unsur
kalimat ini :
o
Bersifat wajib ada
karena melengkapi makna verba predikat kalimat.
o
Menempati posisi di
belakang predikat.
o
Tidak didahului
preposisi.
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi
subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat
aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.
Berikut ciri-ciri pelengkap.
·
Di Belakang Predikat
Ciri ini sama
dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan
pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat berikut.
o Diah mengirimi saya
buku baru.
o Mereka membelikan ayahnya
sepeda baru.
Unsur kalimat buku
baru, sepeda baru di atas
berfungsi sebagai pelengkap dan tidak
mendahului predikat.
·
Tidak Didahului
Preposisi
Seperti
objek, pelengkap tidak didahului preposisi.
Contoh
: Sherina bermain piano.
5.
Keterangan (K)
Unsur
kalimat yang didahului preposisi disebut keterangan.
Keterangan
merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu
yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat,
waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau
anak kalimat. Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke,
dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang, oleh, dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata
penghubung, seperti ketika, karena, meskipun, supaya, jika, dan sehingga.
Berikut
ini beberapa ciri unsur keterangan.
·
Bukan Unsur Utama
Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan
pelengkap, keterangan merupakan unsur tambahan yang kehadirannya dalam struktur
dasar kebanyakan tidak bersifat wajib.
·
Tidak Terikat Posisi
Di dalam
kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan tempat.
Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di antara
subjek dan predikat.
Contoh :
o Malam ini, Suju akan kembali ke Korea.
o Mereka memperhatikan materi dengan seksama.
·
Terdapat Beberapa Jenis
Keterangan
Keterangan dibedakan berdasarkan perannya
di dalam kalimat.
o
Keterangan Waktu
Keterangan
waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa kata
adalah kata-kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin, besok, sekarang, kini, lusa, siang, dan malam. Keterangan waktu yang berupa frasa merupakan untaian kata
yang menyatakan waktu, seperti kemarin
pagi, hari Senin, 7 Mei, dan minggu depan. Keterangan waktu yang berupa anak kalimat ditandai
oleh konjungtor yang menyatakan waktu, seperti setelah, sesudah, sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan ketika.
o Keterangan Tempat
Keterangan
tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai oleh preposisi,
seperti di, pada, dan dalam.
o Keterangan Cara
Keterangan
cara dapat berupa frasa, atau anak kalimat yang menyatakan cara. Keterangan
cara yang berupa frasa ditandai oleh kata dengan
atau secara yang diikuti verba (kata
kerja). Terakhir, keterangan cara yang
berupa anak kalimat ditandai oleh kata dengan
dan dalam.
o Keterangan Alat
Keterangan cara berupa
frasa yang menyatakan cara ditandai oleh kata dengan yang diikuti nomina (kata benda).
o Keterangan Sebab
Keterangan
sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan sebab yang berupa frasa
ditandai oleh kata karena atau sebab yang diikuti oleh nomina atau
frasa nomina. Keterangan sebab yang berupa anak kalimat ditandai oleh
konjungtor karena atau lantaran.
o Keterangan Tujuan
Keterangan
ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang berupa frasa
ditandai oleh kata untuk atau demi, sedangkan keterangan tujuan yang
berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor supaya, agar, atau untuk.
o Keterangan Aposisi
Keterangan
aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya, subjek atau objek. Jika ditulis,
keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (--), atau tanda kurang.
Contoh : Dosen
saya, Bu Erwin, terpilih sebagai
dosen teladan.
o Keterangan Tambahan
Keterangan
tambahan memberi penjelasan nomina (subjek ataupun objek), tetapi berbeda dari
keterangan aposisi. Keterangan aposisi dapat menggantikan unsur yang diterangkan,
sedangkan keterangan tambahan tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan.
Contoh : Marshanda, mahasiswa
tingkat lima, mendapat beasiswa.
Keterangan
tambahan (tercetak tebal) itu tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan
yaitu kata Marshanda.
o Keterangan Pewatas
Keterangan
pewatas memberikan pembatas nomina, misalnya, subjek, predikat, objek,
keterangan, atau pelengkap. Jika keterangan tambahan dapat ditiadakan,
keterangan pewatas tidak dapat ditiadakan. Contoh: Mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih mendapat
beasiswa.
Contoh diatas
menjelaskan bahwa bukan semua mahasiswa yang mendapat beasiswa, melainkan hanya
mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih.
3. POLA-POLA KALIMAT
Pola Dasar
Kalimat Bahasa Indonesia
Kalimat yang kita gunakan
sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat
terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa
pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat
dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus
didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan keterangan
sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang
berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan.
Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan
kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Kalimat
dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.
1.
Kalimat Dasar
Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek
dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata
benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
o
Mereka / sedang berenang.
S P (kata kerja)
o
Ayahnya / guru SMA.
S P (kata benda)
o
Gambar itu / bagus.
S P (kata sifat)
o
Peserta penataran ini / empat puluh orang.
S P (kata
bilangan)
2.
Kalimat Dasar
Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek
berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek
berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah.
S P O
3.
Kalimat Dasar
Berpola S P Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap.
Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau
kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:
Anaknya / beternak / ayam.
S P Pel.
4.
Kalimat Dasar
Berpola S P O Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur
subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa
nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa
nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
Dia / mengirimi /
saya / surat.
S P O Pel.
5.
Kalimat Dasar
Berpola S P K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur
subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh
predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Mereka / berasal
/ dari Surabaya.
S
P K
6.
Kalimat Dasar
Berpola S P O K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan
keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif,
objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya:
Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam
lemari.
S P O K
7.
Kalimat Dasar
Berpola S P Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan
keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
intransitif atau kata sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan
keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya :
Ungu / bermain / musik / di atas panggung.
S P Pel. K
8.
Kalimat Dasar
Berpola S P O Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap,
dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina
atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Dia / mengirimi /
ibunya / uang / setiap bulan.
S P
O Pel.
K
4. JENIS-JENIS KALIMAT
Berikut ini adalah jenis-jenis kalimat yang dapat digolongkan ke dalam beberapa kelompok.
A. Berdasarkan Pengucapan
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan
orang. Kalimat langsung juga dapat diartikan kaliamt yang memberitakan
bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya
ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat tanya
atau kalimat perintah.
Contoh:
- Ibu berkata: “Rohan, jangan meletakkan sepatu di sembarang tempat!”
- “Saya gembira sekali”,kata ayah,”karena kamu lulus ujian”.
2. Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan
atau perkataan orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi
dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi kalimat berita.
Contoh:
- Ibu berkata bahwa dia senang sekali karena aku lulus ujian.
- Kakak berkata bahwa buku itu harus segera dikembalikan.
B. Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang
terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan
kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang panjang dapat dikembalikan
ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga ditelusuri
pola-pola pembentukannya. Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah:
* KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja)
Contoh: Victoria bernyanyi
. S P
* KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)
Contoh: Ika sangat rajin
. S P
* KB + KBil (Kata Benda + Kata Bilangan)
Contoh: Masalahnya seribu satu.
. S P
Kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.
Contoh : Saya siswa kelas VI.
2. Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
Contoh : Adik bernyanyi.
Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan
kata-kata pada unsur-unsurnya. Dengan penambahan unsur-unsur itu, unsur
utama dari kalimat masih dapat dikenali. Suatu kalimat tunggal dapat
diperluas menjadi dua puluh atau lebih. Perluasan kalimat tesebut
terdiri atas:
1. Keterangan tempat, seperti di sini, dalam ruangan tertutup, lewat Bali, sekeliling kota.
2. Keterangan waktu, seperti: setiap hari, pada pukul 21.00, tahun depan, kemarin sore, minggu kedua bulan ini.
3. Keterangan alat (dengan + kata benda), seperti: dengan linggis,
dengan undang-undang itu, dengan sendok, dengan wesel pos, dengan cek.
4. Keterangan modalitas, seperti: harus, barangkali, seyogyanya. sesungguhnya, sepatutnya.
5. Keternagan cara (dengan + kata sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati, seenaknya saja, selekas mungkin.
6. Keterangan aspek, seperti akan, sedang, sudah, dan telah.
7. Keterangan tujuan, seperti: agar bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi mereka.
8. Keterangan sebab, seperti: karena rajin, sebab berkuasa, lantaran panik.
9. Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya menggantikan, seperti: penerima Sepatu Emas, David Beckham.
10. Frasa yang, seperti: mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang memperhatikan rakyat.
Contoh perluasan kalimat tunggal adalah:
1. Victoria akan bernyanyi di Las Vegas.
2. Masalahnya seribu satu yang belum terpecahkan.
3. Ika sangat rajin menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang
saling berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk
dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu:
2.1. Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan
tiap kalimat sederajat. Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan ke
dalam beberapa bagian, yaitu:
* KMS Penggabungan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata dan atau serta.
Contoh:
- Kami mencari bahan dan mereka meramunya.
- Ratih dan Ratna bermain bulu tangkis di halaman rumah.
* KMS Pertentangan. Dua kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata tetapi, sedangkan, namun, melainkan. Kedua kalimat tersebut menunjukkan hubungan pertentangan.
Contoh:
- Indonesia adalah negara berkembang, sedangkan jepang termasuk negara yang sudah maju.
- Bukan saya memecahkan gelas itu, melainkan kakak.
* KMS Pemilihan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata atau.
Contoh:
- Makalah ini harus dikumpukan besok atau minggu depan.
- Aku atau dia yang akan kamu pilih.
* KMS Penguatan. Dua atau lebih kalimat tunggal dihubungkan dengan kata bahkan.
Contoh:
- Dia tidak hanya cantik, bahkan dia juga sangat baik hati.
- Pencuri itu tidak hanya dipukuli oleh masa, bahkan dia disiksa dengan sadis.
* KMS yang dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian, untuk menandakan suatu kejadian yang berurutan.
Contoh:
- Mula-mula disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SD, kemudian disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SMP.
2.2 Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)
Kalimat majemuk setara terdiri atas satu suku kaliamat bebas dan satu
suku kalimat yang tidak bebas. Kedua kalimat tersebut memiliki pola
hubungan yang tidak sederajat. Bagian yang memiliki kedudukan lebih
penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk kalimat).
Bagian yang lebih rendah kedudukakannya disebut dengan klausa sematan
(anak kalimat).
Ada beberapa penanda hubungan / konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat majemuk bertingkat, yaitu:
1. Waktu : ketika, sejak
2. Sebab: karena, Olehkarenaitu, sebab, oleh sebab itu
3. Akibat: hingga, sehingga, maka
4. Syarat: jika, asalkan, apabila
5. Perlawanan: meskipun, walaupun
6. Pengandaian: andaikata, seandainya
7. Tujuan: agar, supaya, untukbiar
8. Perbandingan: seperti, laksana, ibarat, seolah‐olah
9. Pembatasan: kecuali, selain
10. Alat: dengan+ katabenda: dengan tongkat
11. Kesertaan: dengan+ orang
Contoh:
- Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
Induk kalimat: Para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
Anak kalimat: Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern.
2.3 Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat atau kebalikannya.
Contoh:
- Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.
KMS: Kami berhenti dan langsung pulang.
KMC: Kami berhenti karena hari sudah malam.
. Kami langsung pulang karena hari sudah malam.h
- Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
KMS: Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja.
KMB: Mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
.
C. Berdasarkan Isi atau Fungsinya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:
1. Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah
kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya
diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya. Sedangkan dalam
bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
Macam-macam kalimat perintah :
* Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.
Contoh : Gantilah bajumu !
* Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.
Contoh Jangan membuang sampah sembarangan !
* Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.
Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah !
2. Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu.
Dalam penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam
pelafalannya dilakukan dengan intonasi menurun. Kalimat ini mendorong
orang untuk memberikan tanggapan.
Macam-macam kalimat berita :
* Kalimat berita kepastian
Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.
* Kalimat berita pengingkaran
Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.
* Kalimat berita kesangsian
Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
* Kalmat berita bentuk lainnya
Contoh : Kami tidak taahu mengapa dia datang terlambat.
3. Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu
informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri
dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya
menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah
bagaimana, dimana, berapa, kapan.
Contoh:
- Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya?
- Kapan Becks kembali ke Inggris?
4. Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan
perasaa ‘yang kuat’ atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai
dengan intonsi yang tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan tanda
seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.
Contoh:
- Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
- Bukan main, eloknya.
.
D. Berdasarkan Unsur Kalimat
Kalimat dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari
satu buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam
kalimat lengkap.
Contoh :
- Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas.
. S P K
- Ibu mengenakan kaos hijau dan celana hitam.
. S P O
2. Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya
memiliki subyek saja, atau predikat saja, atau objek saja atau
keterangan saja. Kalimat tidak lengkap biasanya berupa semboyan, salam,
perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan
kekaguman.
Contoh:
- Selamat sore
- Silakan Masuk!
- Kapan menikah?
- Hei, Kawan…
.
E. Berdasarkan Susunan S-P
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Inversi
Kalimat versi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya.
Kata atau frasa tertentu yang pertama muncul akan menjadi kunci yang
akan mempengaruhi makna untuk menimbulkankesan tertentu, dibandingkan
jika kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua. Kalimat ini biasanya
dipakau untuk penekanan atau ketegasan makna.
Contoh:
- Ambilkan koran di atas kursi itu!
. P S
- Sepakat kami untuk berkumpul di taman kota.
. S P K
2. Kalimat Versi
Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur
kalimatnya sesuai dengan pola kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K).
Contoh:
- Penelitian ini dilakukan mereka sejak 2 bulan yang lalu.
. S P O K
- Aku dan dia bertemu di cafe ini.
. S P K
F. Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya)
Kalimat dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
1. Kalimat Yang Melepas
Kalimat yang melepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan
diawali oleh unsur utama (induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan
(anak kalimat). Unsur anak kalimat ini seakan-akan dilepaskan saja oleh
penulisnya. Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah
bermakna lengkap.
Contoh;
- Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.
- Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang
berlaku agar kehidupan di negeri ini berjalan dengan tertib dan aman.
2. Kalimat yang Klimaks
Kalimat klimaks terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan
diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum
dapat dipahami jika hanya membaca anak kalimatnya. Sebelum kalimat itu
selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu induk kalimat.
Oleh karen itu, penyajian kalimat ini terasa berklimaks dan terasa
membentuk ketegangan.
Contoh:
- Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya.
- Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga negara Prancis itu dibebaskan juga.
3. Kalimat Yang Berimbang
Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara
dan kalimat majemuk campuran, Struktur kalimat ini memperlihatkan
kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke dalam bangun kalimat yang
simetri.
Contoh:
- Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.
- Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadat dengan leluasa.
.
G. Berdasarkan Subjeknya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kaliamat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu
pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata
kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga dapat berupa kata kerja
aus (kata kerja yang tidak dapat dilekati oleh awalan me–saja),
misalnya pergi, tidur, mandi, dll (kecuali makan dan minum).
Contoh:
- Mereka akan berangkat besok pagi.
- Kakak membantu ibu di dapur.
Kalimat aktif dibedakan menjadi 2, yaitu:
1.1 Kalimat Aktif Transitif
Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek
penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawalam me- dan
selalu dapatt dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh: Eni mencuci piring.
. S P O
1.2 Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak dapat diikuti
oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawaln
ber-. Kalimat yang berawalan me- tidak diikuti dengan O1. Kalimat ini
tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:
- Mereka berangkat minggu depan.
. S P K
- Amel menangis tersedu-sedu di kamar.
. S P K
1.3 Kalimat Semi Transitif
Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kal pasif karena disertai oleh pelengkap bukan objek.
Contoh:
- Dian kehilangan pensil.
. S P Pel.
- Soni selalu mengenderai sepeda motor ke kampus.
. S P Pel K
2. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai
pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata
kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh kata depan oleh.
Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
2.1 Kalimat Pasif Biasa
Kalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif transitif. Predikat pada kalimat ini berawalan di-,ter-,ke-an.
Contoh:
- Piring dicuci Eni.
. S P O2
2.2 Kalimat Pasif Zero
Kalimat pasif zero adalah kalimat yang objek pelakunya(O2) melekat
berdekatan dengan O2 tanpa disisipi dengan kata lain. Predikat pada
kalimat ini berakhiran -kan dan akan terjadi penghilangan awalan di-.
Predikatnya juga dapat berupa kata dasar berkelas kerja kecuali kata
kerja aus. Kalimat pasif zero ini berhubungan dengan kalimat baku.
Contoh:
- Ku pukul adik.
. O2 P S
- Akan saya sampaikan pesanmu.
. O2 P S
Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif :
1. Subjek pada kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat pasif.
2. Awalan me- diganti dengan di-.
3. Tambahkan kata oleh di belakang predikat.
Contoh : Bapak memancing ikan. (aktif)
. Ikan dipancing oleh bapak. (pasif)
4. Jika subjek kalimat akrif berupa kata ganti maka awalan me- pada predikat dihapus, kemudian subjek dan predikat dirapatkan.
Contoh : Aku harus memngerjakan PR. (aktif)
. PR harus kukerjakan. (pasif)
5. PENGGUNAAN KATA PENGHUBUNG
Kata penghubung atau kata sambung bertugas menghubungkan dua kata
atau kalimat (klausa). Dalam bahasa Indonesia, kata penghubung dibagi
dalam lima kelompok.
1. Kata Penghubung Koordinatif
Kata penghubung yang menghubungkan dua unsur atau lebih, yang sifat
atau kedudukannya sama. Kata penghubung koordinatif, antara lain dan,
atau, serta tetapi. Kata dan digunakan untuk menandai hubungan
penambahan. Kata atau digunakan untuk menandai hubungan pemilihan. Kata
tetapi digunakan untuk menandai hubungan perlawanan.
Perhatikan contoh berikut!
1. Karena terlalu asik bermain dan bercanda, mereka lupa mengerjakan tugas.
2. Bahan masakan ini dapat diganti dengan ikan atau daging sapi.
3. Mereka berlarian menuruni tangga, tetapi hanya dia yanng diam membatu.
2. Bahan masakan ini dapat diganti dengan ikan atau daging sapi.
3. Mereka berlarian menuruni tangga, tetapi hanya dia yanng diam membatu.
2. Kata Penghubung Subordinatif
Kata penghubung yang menghubungkan dua kalimat atau lebih, yang
kedudukannya tidak sama. Dalam kalimat tersebut terdapat anak kalimat
dan induk kalimat. Berikut ini kalimat yang termasuk kalimat penghubung
subordinatif.
a. Kata penghubung yang menunjukkan waktu: setelah, sebelum, ketika, sementara, sehingga, sampai.
b. Kata penghubung yang menunjukkan syarat: jika, asalkan, manakala.
c. Kata penghubung yang menunjukkan pengandaian: seandainya, umpama.
d. Kata penghubung yang menunjukkan perlawanan: meskipun, kendatipun, biarpun.
e. Kata penghubung yang menunjukkan tujuan: agar, supaya, biar.
f. Kata penghubung yang menunjukkan kemiripan: seolah-olah, seperti, seakan-akan, sebagaimana.
g. Kata penghubung yang menunjukkan akibat: sebab, karena.
h. Kata penghubung yang menunjukkan penjelasan: bahwa.
i. Kata penghubung yang menunjukkan cara: dengan.
3. Kata Penghubung Korelatif
Kata penghubung yang menghubungkan dua kata, frase, atau klausa, yang
mengandung kedudukan sama. Dibawah ini dapat Anda lihat beberapa kalimat
yang mengandung kata penghubung korelatif.
1. Baik pelatih maupun mahasiswa berlatih dengan tekun.
2. Apakah ditranfusi atau tidak, itu urusan dokter.
3. Entah berhasil, entah tidak, yang jelas ia tetap menolong korban itu.
4. Jangankan orang lain, ibunya pun tidak bisa menghalangi niat anaknya untuk masuk grup band tersebut.
2. Apakah ditranfusi atau tidak, itu urusan dokter.
3. Entah berhasil, entah tidak, yang jelas ia tetap menolong korban itu.
4. Jangankan orang lain, ibunya pun tidak bisa menghalangi niat anaknya untuk masuk grup band tersebut.
4. Kata Penghubung Antarkalimat
Kata penghubung yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang
lain. Kata-kata yang termasuk konjungsi antarkalimat ialah walaupun,
sekalipun demikian, sesudah itu, selanjutnya, selamanya, kemudian,
sebaliknya, bahkan, akan tetapi, dengan demikian, serta oleh karena itu.
5. Kata Penghubung Antarparagraf
Kata penghubung yang menghubungkan paragraf sebelumnya dengan
paragraf berikutnya. Kata penghubung ini ditandai oleh kata (a) adapun,
mengenai serta (b) alkisah, konon.
Kelompok kata penghubung (a) sering digunakan di dalam bahasa
Indonesia. Kelompok kata (b) umumnya terdapat pada naskah karya sastra
lama.
Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat
http://freezcha.wordpress.com/2010/05/08/jenis-jenis-kalimat/
http://kumpulanmakalahmatakuliahakpercianjur.blogspot.com/p/pola-dasar-kalimat-bahasa-indonesia.html
http://ramlannarie.wordpress.com/2010/08/27/penggunaan-kata-hubung/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar