Senin, 14 April 2014

KEPEMIMPINAN

  • Arti Penting Kepemimpinan
            Setiap individu mempunyai pengaruh terhadap individu-individu lainnya; pengaruh tersebut makin lama makin tumbuh. Beberapa individu mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap individu lainnya. Dengan mengembangkan kemampuan untuk mempengaruhi, dapat diperoleh suatu kepemimpinan. (George R. Terry, 1990)
            Memimpin berarti mengarahkan tindakan-tindakan orang lain, menggerakkan dan mengaturnya untuk mencapai sasaran sebagaimana yang sudah ditentukan. (Van der Schroeff dan Willem R. Makaliwe, 1985)
            Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda-beda tergantung pada sudut pandang atau perspektif-perspektif dari para peneliti yang bersangkutan, misalnya dari perspektif individual dan aspek dari fenomena yang paling menarik perhatian mereka. Pemimpin itu hendaknya harus lebih besar dan cerdas dibandingkan dengan yang dipimpinnya. (Miftah Thoha, 1996)
            Pemimpin memiliki peran penting sebagai motivator dalam menghadapi perubahan dan menggunakan perubahan tersebut sebagai sebuah peluang untuk bisa lebih berhasil. Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat (Daff (1988) dalam Kahar (2008:22) bahwa kepemimpinan dapat mendorong serta mendukung kreativitas untuk membantu pengikut dan organisasi agar lebih menerima serta siap berubah.Pemimpin bisa menjadi motivator maupun penghambat dari perkembangan organisasi khususnya menghadapi fenomena perubahan yang terjadi. Pemimpin yang memiliki kemampuan menjadi motivator yang baik ketika pemimpin memiliki kecerdasan emosional yang memadai (Titimaea (2006) dalam Labbaf, 2011:537).
            Jadi Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuahkelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan. 

  • Tipologi Kepemimpinan
            Dalam praktiknya, terdapat beberapa tipe kepemimpinan; di antaranya adalah sebagian berikut (Siagian,1997) [1]:
1. Tipe Otokratis.
            Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya, Dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
2. Tipe Militeristis
            Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya, Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3. Tipe Paternalistis.
            Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly protective), jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.
4. Tipe Karismatik.
            Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah seorang yang kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John F Kennedy adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih muda pada waktu terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak dapat digolongkan sebagai orang yang ‘ganteng”.
5. Tipe Demokratis.
            Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
Secara implisit tergambar bahwa untuk menjadi pemimpin tipe demokratis bukanlah hal yang mudah. Namun, karena pemimpin yang demikian adalah yang paling ideal, alangkah baiknya jika semua pemimpin berusaha menjadi seorang pemimpin yang demokratis.
  • Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
            Faktor Faktor Kepemimpinan memang ada empat dan memang dari keempat faktor tersebut semuanya saling sinergi dan berkaitan satu sama lain [4].
Faktor Faktor Dalam Kepemimpinan[4] :
1. Pemimpin
Dalam kaitannya dengan Kepemimpinan, Pemimpin memang merupakan faktor esensial dari Proses Kepemimpinan itu sendiri. Serta Pemimpin itu memang harus mengerti apa yang harus dia tahu dan apa yang harus dia perbuat, atau istilah lainnya The Right Man on The Right Place.
2. Pengikut (Followers)
Adalah salah satu faktor kepemimpinan yang membuat Faktor pertama itu ada. Karena tanpa adanya Pengikut, otomatis Pemimpin pun tak ada. Oleh karena itu Faktor Kepemimpinan dalam Pengikut ini lebih cenderung pengertian akan apa saja yang Followers inginkan sehingga sebuah satuan fungsi manajemen bisa berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Serta ada pula yang mengatakan kalau berbeda Pemimpin maka berbeda pula gaya kepemimpinannya. Oleh karena itu Pengikut disini memang harus menyesuaikannya dengan cepat.
3. Komunikasi
Salah satu hal yang menjembatani antara Pemimpin dan Pengikut adalah proses Komunikasi itu sendiri. Dengan adanya komunikasi. Hubungan kerja antara dua belah pihak baik atasan maupun bawahan dapat sinergis dan berjalan sesuai dengan apa yang telah dirancangkan sebelumnya.
4. SituasiDalam sebuah situasi tertentu, terkadang kita diharusnkan untuk bertindak secara cepat dan refleks untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu kondusifitas situasi antara Atasan dan Bawahan memang harus saling dikuatkan agara selalu terjadi kondisi situasi yang nyaman dan kondusif.
  • Implikasi Manajerial Kepemimpinan dalam organisasi
Organisasi apapun yang berdiri, tentu akan menggunakan konsep kepemimpinan karena ada unsur filosofi (pandangan), harapan/tujuan, tantangan, dan sumber daya di dalamnya. Semua faktor itu harus diatur sehingga bisa mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan kata lain mesti ada konsep kepemimpinan dalam organisasi[2].

Pada tataran praktis-managerial, konsep kepemimpinan juga mesti diterapkan sehinga dalam organisasi terkonsep rapi, bersinergis, dan efektif.




DAFTAR PUSTAKA
1. Ayurisya Dominata, 2012, Teori dan Tipologi Kepemimpinan, http://blog.sivitas.lipi.go.id/blog.cgiisiblog&1253275195&&&1036006290&&1351745423&ayur001, 14 April 2014 pukul 05.38
2. Frisca Idviosa, 2013, Arti Penting Kepemimpinan, http://idviosafrisca.blogspot.com/2013/04/arti-penting-kepemimpinan.html, 12 April 2014 pukul 22.19
3. George R. Terry, penerjemah : J. Smith D.F.M. , 1990, Prinsip-Prinsip Manajemen, Jakarta : Bumi Aksara.
4. Hendro Pratomo, 2013, Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan, http://hendroeto.blogspot.com/2013/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi_15.html, 14 April 2014 pukul 22.11
5. Kahar, Irawaty A. 2008. Konsep Kepemimpinan dalam Perubahan Organisasi (Organizational Change) pada Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.4, No.1,hal 21-27. diakses tanggal 14/04/2014 pukul 21.00
6. Labbaf, Hasan, Mohammad Esmaeil Ansari, dan Masoomeh Masoudi. 2011. The Impact of the Emotional Intelligence on Dimensions of Learning Organization : The Case of diakses tanggal 14/04/2014 pukul 21.05
7. Thoha, Miftah, 1993, Perilaku organisasi : konsep dasar dan aplikasinya, Jakarta: RajaGrafindo Persada.
8. Van der Schroeff , Willem R. Makaliwe, 1985, Manajemen dan Organisasi Perusahaan, Jakarta : Ghalia.