Selasa, 28 Januari 2014

PERTEMUAN 4 : Teori Organisasi Umum 1


PERUBAHAN DAN PERKEMBANGAN ORGANISASI
 Faktor penyebab terjadinya perubahan dibedakan jadi dua, yaitu :
Lingkungan intern, antara lain:
a. Perubahan kebijakan pimpinan
b. Perubahan tujuan
c. Perluasan wilayah operasi tujuan
d. Volume kegiatan bertambah banyak
e. Sikap & perilaku dari para anggota organinsasi.

Lingkungan Ekstern, antara lain :
a. Politik
b. Hukum
c. Kebudayaan
d. Teknologi
e. Sumber Daya Alam
f. Demografi
g. Sosiologi

Sikap organisasi dalam menghadapi terjadinya perubahan lingkungan intern/ ekstern, yaitu :
a. Mengadakan perubahan struktur organisasi.
b. Mengubah sikap & perilaku pegawai.
c. Mengubah tata aliran kerja.
d. Mengubah peralatan kerja.
e. Mengubah prosedure kerja
f. Mengadakan perubahan dalam hubungan kerja antar personel.

Proses perubahan, yaitu:
1. Mengadakan pengkajian.
2. Mengadakan identifikasi.
3. Menetapkan perubahan.
4. Menentukan strategi.
5. Melakukan evaluasi.

Ciri-ciri pengembangan organisasi, antara lain:
a. merupakan usaha yang dilakukan secara berencana.
b. mencerminkan suatu proses yang berlangsugn terus-menerus.
c. berorientasi masalah organisasi yang harus dipecahkan.
d. merupakan usaha ke arah penyempurnaan organisasi.
e. merupakan tanggapan terhadap berbagai perubahan yang terjadi diluar organisasi, dsb.

1. Metode pengembangan Organisasi :
a. Jaringan manajerial
b. Latihan kepekaan
c. Pembentukan tim
d. Umpan balik Survai

2. Metode Pengembangan Keterampilan & Sikap
a. Latihan ditempat kerja
b. Latihan instruksi kerja
c. Latihan diluar tempat kerja
d. Latihan ditempat tiruan

KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuahkelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan. 
Tipe-Tipe Kepemimpinan :

1. Tipe Otokratis
Ciri-cirinya antara lain:
a. Mengandalkan kepada kekuatan/kekuasaan.
b. Menganggap dirinya paling berkuasa.
c. Keras dalam mempertahankan prinsip.
d. Jauh dari pahlawan.
e. Perintah diberikan secara paksa.

2. Tipe Laissez Faire
Ciri-ciri antara lain :
a. Memberi kebebasan kepada para bawahan.
b. Pimpinan tidak terlibat dalam kegiatan.
c. Semua pekerjaan dan tanggung jawab dilimpahkan kepada bawahan.
d. Tidak mempunyai wibawa.
e. Tidak ada koordinasi dan pengawasan yang baik.

3. Tipe Paternalistik
Ciri-ciri antara lain :
a. Pemimpin bertindak sebagai bapak.
b.Memperlakukan bawahan sebagai orang yang belum dewasa.
c. Selalu memberikan perlindungan.
d. Keputusan ada ditangan pemimpin.
4. Tipe Militeristik
Ciri-ciri antara lain :
a. Dalam komunikasi menggunakan saluran formal.
b. Menggunakan sistem komando/perintah.
c. Segala sesuatu bersifat normal.
d. Disiplin yang tinggi, kadang bersifat kaku.

5. Tipe Demokratis
Ciri-ciri antara lain :
a. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi
b. Bersifat terbuka.
c. Bawahan diberi kesempatan untuk memberi saran dan ide-ide baru
d. dalam pengambilan keputusan utamakan musyawarah untuk mufakat.
e. Menghargai potensi individu

6. Tipe Open Leadership
Tipe ini hampir sama dengan tipe demokratis. Perbedaannya terletak dalam hal pengambilan keputusan. Dalam tipe ini keputusan ada ditangan pemimpin.

Teori-teori dalam Kepemimpinan :

a) Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.
Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah :
- pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan;
– sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif;
– kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.

b) Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
- Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.
- Berorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan. Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443)

c) Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah
* Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
* Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
* Norma yang dianut kelompok;
* Rentang kendali;
* Ancaman dari luar organisasi;
* Tingkat stress;
* Iklim yang terdapat dalam organisasi.
Efektivitas kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan “membaca” situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocok dengan dan mampu memenuhi tuntutan situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud adalah kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku tertentu karena tuntutan situasi tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut berkembanglah model-model kepemimpinan berikut:

a. Model kontinuum Otokratik-Demokratik
Gaya dan perilaku kepemimpinan tertentu selain berhubungan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, juga berkaitan dengan fungsi kepemimpinan tertentu yang harus diselenggarakan. Contoh: dalam hal pengambilan keputusan, pemimpin bergaya otokratik akan mengambil keputusan sendiri, ciri kepemimpinan yang menonjol ketegasan disertai perilaku yang berorientasi pada penyelesaian tugas.Sedangkan pemimpin bergaya demokratik akan mengajak bawahannya untuk berpartisipasi. Ciri kepemimpinan yang menonjol di sini adalah menjadi pendengar yang baik disertai perilaku memberikan perhatian pada kepentingan dan kebutuhan bawahan.

b. Model ” Interaksi Atasan-Bawahan”
Menurut model ini, efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada interaksi yang terjadi antara pemimpin dan bawahannya dan sejauhmana interaksi tersebut mempengaruhi perilaku pemimpin yang bersangkutan. Seorang akan menjadi pemimpin yang efektif, apabila: * Hubungan atasan dan bawahan dikategorikan baik; * Tugas yang harus dikerjakan bawahan disusun pada tingkat struktur yang tinggi; * Posisi kewenangan pemimpin tergolong kuat.

c. Model Situasional
Model ini menekankan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasi tertentu dan tingkat kematangan jiwa bawahan. Dimensi kepemimpinan yang digunakan dalam model ini adalah perilaku pemimpin yang berkaitan dengan tugas kepemimpinannya dan hubungan atasan-bawahan. Berdasarkan dimensi tersebut, gaya kepemimpinan yang dapat digunakan adalah
* Memberitahukan;
* Menjual;
* Mengajak bawahan berperan serta;
* Melakukan pendelegasian.

d. Model ” Jalan- Tujuan ”
Seorang pemimpin yang efektif menurut model ini adalah pemimpin yang mampu menunjukkan jalan yang dapat ditempuh bawahan. Salah satu mekanisme untuk mewujudkan hal tersebut yaitu kejelasan tugas yang harus dilakukan bawahan dan perhatian pemimpin kepada kepentingan dan kebutuhan bawahannya. Perilaku pemimpin berkaitan dengan hal tersebut harus merupakan faktor motivasional bagi bawahannya.

e. Model “Pimpinan-Peran serta Bawahan"
Perhatian utama model ini adalah perilaku pemimpin dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan. Perilaku pemimpin perlu disesuaikan dengan struktur tugas yang harus diselesaikan oleh bawahannya. Salah satu syarat penting untuk paradigma tersebut adalah adanya serangkaian ketentuan yang harus ditaati oleh bawahan dalam menentukan bentuk dan tingkat peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan. Bentuk dan tingkat peran serta bawahan tersebut “didiktekan” oleh situasi yang dihadapi dan masalah yang ingin dipecahkan melalui proses pengambilan keputusan.
Sumber :
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&ved=0CDcQFjAD&url=http%3A%2F%2Flista.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles%2F22305%2FP%2B12%2Bperubahan-pengembangan-organisasi.pdf&ei=ma7nUqSJJc2UrAfrh4HYAQ&usg=AFQjCNHTxk5qAZWW3OwVPexkcrHDJlV_gw&bvm=bv.59930103,d.bmk
 http://fachrialwinttgrf.blogspot.com/2012/11/pengertian-kepemimpinan.html

Contoh Kasus
Kasus 1 : Hartoyo sebagai Manajer
Drs. Hartoyo telah menjadi manajer tingkat menengah dalam departemen produksi suatu perusahaan kurang lebih 6 bulan. Hartoyo bekerja pada perusahaan setelah dia pensiun dari tentara. Semangat kerja departemennya rendah sejak dia bergabung dalam perusahaan. Beberapa dari karyawan menunjukkan sikap tidak puas dan agresif.
        Pada jam istirahat makan siang, hartoyo bertanya kepada drs. Abdul hakim, ak, manajer departemen keuangan, apakah dia mengetahui tentang semangat kerja yang rendah dalam departemen produksi. Abdul Halim menjawab bahwa dia telah mendengar secara informal melalui komunikasi “grapevine”, bahwa para karyawan Hartoyo merasa tidak senang dengan pengambilan semua keputusan yang dibuat sendiri olehnya. Dia (Hartoyo) menyatakan, “dalam tentara, saya membuat semua keputusan untuk bagian saya, dan semua bawahan mengharapkan saya untuk berbuat seperti itu.”

Pertanyaan kasus :
1. Gaya kepemimpinan macam apa yang digunakan oleh Hartoyo ? Bagaimana keuntungan dan kelemahannya ? Bandingkan motivasi bawahan Hartoyo sekarang dan dulu sewaktu di tentara.

Jawab :
Gaya kepemimpinan yang digunakan oleh hartoyo adalah Tipe Otokratis dimana pada tipe ini seseorang pemimpin lebih cenderung bersikap antara lain mengandalkan kepada kekuatan/kekuasaan dari dirinya sendiri secara penuh, Menganggap dirinya paling berkuasa, Keras dalam mempertahankan prinsip dimana pemimpin mengendalikan semua aspek kegiatan, Jauh dari pahlawan dan Perintah diberikan secara paksa.
  • Keuntungan dalam menggunakan gaya kepemimpinan otokratis adalah bawahan tidak perlu memikirkan apapun, bawahan cukup melaksanakan apa yang diputuskan dari pemimpin.
  • Kelemahan dalam menggunakan gaya kepemimpinan otokratis adalah semua aspek kegiatan dalam perusahaan dikendalikan oleh pemimpin, sehingga apabila ada suatu masalah dalam perusahaan tersebut semuanya hanya tergantung pada pimimpin dan bawahan tidak boleh ikut campur dalam pengambilan keputusan. Sehingga kurang adanya kerjasama dalam perusahaan tersebut.
Pebandingan motivasi bawahan Hartoyo sekarang dan dulu sewaktu di tentara:
Dalam membangun sebuah perusahaan diperlukan kerjasama antara pemimpin dengan bawahan. Sehingga bawahan hartoyo yang sekarang ingin ikut dalam membangun perusahaan tersebut secara bersama-sama agar tercapainya suatu tujuan. Sedangkan bawahan hartoyo sewaktu di tentara merupakan anggota yang memiliki kompetensi rendah tapi komitmennya tinggi. Sehingga mereka membutuhkan gaya kepemimpinan yang berbeda yaitu dengan gaya otokratis.

2. Konsekuensinya apa, bila Hartoyo tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya ? Apa saran saudara bagi perusahaan, untuk merubah keadaan?
Jawab :
Apabila Hartoyo tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya perusahaan tersebut dapat mengalami pemrosotan atau bahkan gulung tikar, sebab apabila seorang pimimpin hanya mengutamakan keputusan sendiri tanpa menerima saran dari bawahan maka segala kegiatannya tidak akan berjalan dengan baik.
Saran saya, sebaiknya Hartoyo dapat merubah gaya kepemimpinan otokratisnya dengan gaya kepemimpinan demokrastis, yaitu gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya. Pada kepemimpinan demokrasi, anggota memiliki peranan yang lebih besar. Pada kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran yang ingin dicapai saja, tentang cara untuk mencapai sasaran tersebut, anggota yang menentukan. Selain itu, anggota juga diberi keleluasaan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Kepemimpinan demokrasi cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi tinggi dengan komitmen yang bervariasi. Sehingga Hartoyo akan mudah untuk mencapai tujuan perusahaannya apabila merubah gaya kepemimpinannya dengan gaya kepemimpinan demokratis.

Kamis, 09 Januari 2014

Indonesia Negara Terkaya di dunia ?



Indonesia Negara terkaya di dunia ?
Hmm, yaaa ini benar. Indonesia merupakan salah satu negara terkaya di planet bumi ini yang bahkan Amerika, Timur tengah dan Uni Eropa pun tak dapat menyainginya.
Tapi, bukankah Negara ini sekarang sedang dalam kondisi terpuruk ? Hutang, Kemiskinan, Korupsi, dll sangat meningkat akhir-akhir ini.
Apa yang terjadi dengan bangsa ini ?
Mari kita urai sehingga kenyataan negara ini terungkap sesungguhnya !!
Indonesia memiliki pertambangan emas terbesar dengan kualitas emas terbaik di dunia, di area freeport.
Indonesia memiliki cadangan gas alam terbesar di dunia, di blok natuna.
Indonesia memiliki hutan tropis terbesar di dunia dengan luas 40 juta Ha dan Keanekaragaman Hayati dan Plasma Nutfah terlengkap di dunia.
Indonesia memiliki lautan terluas di dunia, dikelilingi Samudra Pasifik dan Hindia sehingga memiliki jutaan spesies ikan.
Indonesia memiliki tanah yang sangat subur, dilintasi garis khatulistiwa sehingga memiliki intensitas matahari dan curah hujan tinggi.
Indonesia memiliki bermacam tempat wisata dan pemandangan alam eksotis di berbagai Pulau.
Indonesia memiliki kurang lebih 200 juta jiwa penduduk ke-4 terbesar di dunia.
Namun, Indonesia pun juga memiliki...
kurang lebih 31,02 juta jiwa penduduk miskin pada maret 2010.
Kualitas pendidikan yang rendah, menduduki 102 dari 179 negara.
Hutang negara sebesar kurang lebih 1.667 triliun rupiah pada 2010, yang merupakan hutang terbesar dalam sejarah indonesia.
Tingkat korupsi yang tinggi, merupakan salah satu terbesar di dunia.
Jadi apa yang sebenarnya terjadi dengan bangsa ini ?
dan apa yang seharusnya kita lakukan ?
benarkah bangsa ini telah berada di ujung tanduk ?
pertanyaan ini kembali merujuk pada diri masing-masing rakyat Indonesia dan khususnya juga pada para petinggi negara yang memimpin dan mengelola
bangsa ini. Mengapa kekayaan indonesia yang tersembunyi tersebut selama ini tertutupi dan bagaimana cara kita untuk dapat menunjukkan kembali pada dunia bahwa kita bukan negara miskin dan lemah, karena jika bangsa ini telah dapat mengatasi semua masalah diatas maka perlahan indonesia tidak akan seperti sekarang lagi.
Saya sebagai seorang mahasiswa yang masih berkewajiban menuntut ilmu baru bisa menjalankan semua hal yang seharusnya sesuai dengan aturan negara saja, mungkin dalam beberapa tahun kedepan baru lah bisa bertindak untuk bangsa dan negara ini. 
dan berharap semoga indonesia kedepan menjadi lebih baik siapapun pemimpinnya nantinya.

Sekilas tentang Kebudayaan Minangkabau

Hallo hai halloooo...
Welcome back at my blog guys! posting kali ini akan ngebahas tentang kebudayaan nya daerah asalku  alias "Kebudayaan Minangkabau" di negara kita terciiintaaah.. Indonesia raya.
            Dulunya, di bangku Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Pertama aku mempelajari mengenai asal usul nama "Minangkabau". Jadi, Perkataan Minangkabau merupakan gabungan dua perkataan, yaitu, minang yang bermaksud "menang" dan kabau untuk "kerbau". Menurut legenda, nama ini diperoleh dari peristiwa perselisihan di antara kerajaan Minangkabau dengan seorang putra dari Jawa yang meminta pengakuan kekuasaan di Melayu. Untuk mengelakkan diri mereka dari berperang, rakyat Minangkabau mencadangkan pertandingan adu kerbau di antara kedua pihak. Putra tersebut setuju dan menonjolkan seekor kerbau yang besar dan ganas. Rakyat setempat hanya menonjolkan seekor anak kerbau yang lapar tetapi dengan tanduk yang tajam. Semasa peraduan, si anak kerbau yang kelaparan dengan tidak sengaja merodok tanduknya di perut kerbau itu kerana ingin mencari puting susu untuk meghilangkan kelaparannya. Kerbau yang ganas itu mati karena tertanduk oleh anak kerbau dan rakyat setempat berjaya menyelesaikan pergelutan tanah dengan cara yang aman. Nah, itulah sekilas tentang asal nama Minangkabau.
            Budaya Minangkabau juga merupakan salah satu Kebudayaan tua dari banyak nya suku bangsa yang ada di Indonesia ini. Awalnya kita pasti bertanya tanya tentang hal berbau Minang seperti Rumah gadang, Rendang, dan lain-lainnya itu ada hubungannya kah dengan asal mula pertarungan kerbau seperti yang dipaparkan diatas tadi.  Tapi, setelah penjelasan singkat yg akan saya posting ini akan meluaskan pandangan kalian tentang hal hal tersebut.
Kenapa saya mengangkat tema kebudayaan ini? hmm, klasik sih.. karena kebudayaan yang paling dekat dengan kehidupan sehari hari saya sejak lahir hingga saat ini.
            Budaya Minangkabau telah dikenal sejak dulu. Ciri khas dari suku ini salah satunya yaitu Rumah Adatnya. Bumbung rumah adat Minangkabau yang dipanggil Rumah Gadang, (Rumah Besar) memiliki rupa bentuk yang unik karena ia menyerupai tanduk kerbau.Terdapat juga prinsip-prinsip tertentu dalam pembinaan rumah adat Minangkabau. Seperti aturan kamar dan tempat duduk di Rumah Gadang, dimana Mamak dan kemenakannya memiliki aturan masing-masing di dalam Rumah Gadang tersebut.

Budaya Minangkabau sendiri telah dikenal baik di Indonesia. Nah, saat ini mungkin saya hanya akan membahas sekilas tentang Adat, kuliner, upacara/perayaan,Seni dan Kraftangan (Kerajinan tangan) yang berasal dari Minangkabau (Sumatera Barat).
            Masyarakat Minangkabau merupakan masyarakat matrilineal yang terbesar di dunia, di mana harta pusaka diwaris menerusi nasab sebelah ibu. Beberapa ahli fikir berpendapat bahawa adat inilah yang menyebabkan ramai kaum lelaki Minangkabau untuk merantau di serata Nusantara untuk mencari ilmu atau mencari kemewahan dengan berdagang. Anak-anak lelaki semuda 7 tahun dulunya selalu akan meninggalkan rumah mereka untuk tinggal di surau di mana mereka diajarkan ilmu agama dan adat Minangkabau. Setelah remaja juga, mereka digalakkan untuk meninggalkan perkampungan mereka untuk menimba ilmu di sekolah atau menimba pengalaman dari luar kampung dengan harapan yang mereka akan pulang sebagai seorang dewasa yang lebih matang dan bertanggungjawab kepada keluarga dan nagari (kampung halaman). Namun sekarang ini, tidak hanya kaum lelaki saja yang merantau keluar dari Ranah Minang, tidak sedikit pula para kaum hawa dewasa ini juga telah merantau untuk menuntut ilmu di negeri orang, salah satunya termasuk saya sendiri.
            Tradisi ini berhasil mendirikan beberapa masyarakat rantauan Minangkabau di Perantau dan tempat-tempat lain di Indonesia. Namun ikatan mereka dengan Ranah Minang (Tanah Minang) masih disimpan dan dikuatkan lagi. Satu contoh kawasan yang didiami oleh masyarakat Minangkabau dan masih mengamalkan adat dan budaya Minangkabau di luar negri adalah Negeri Sembilan di Malaysia.
            Selain dari dikenali sebagai orang pedagang, masyarakat Minang juga berjaya melahirkan beberapa penyair, penulis, negarawan, budayawan, ahli fikir, dan para ulama. Ini mungkin terjadi karena budaya mereka yang memberatkan penimbaan ilmu pengetahuan. Sebagai penganut agama Islam yang kuat, mereka cenderung kepada ide untuk menggabungkan ciri-ciri Islam dalam masyarakat yang modern. Selain itu, peranan yang dimainkan oleh para cendekiawan bersama dengan semangat bangga orang Minang dengan identitas mereka menjadikan Tanah Minangkabau, yaitu, Sumatra Barat, sebagai sebuah kuasa utama dalam pergerakan kemerdekaan di Indonesia.
            Masyarakat Minang, terbagi dalam beberapa suku, yaitu, Suku Koto, Piliang, Bodi, Caniago, Tanjuang, Sikumbang, Malayu, Jambak dan lain-lain. Kadang-kadang juga, keluarga yang sesuku tinggal dalam satu rumah besar yang dipanggil Rumah Gadang. Penggunaan bahasa Indonesia berleluasa di kalangan masyarakat Minang, tetapi mereka masih boleh bertutur dalam bahasa ibu mereka, yaitu Bahasa MINANG. Bahasa Minang mempunyai perkataan yang serupa dengan bahasa Melayu tetapi berbeda dari segi sebutan dan juga tatabahasa hingga menjadikannya unik.
            Salah satu aspek terkenal mengenai orang Minang adalah makanan tradisional mereka seperti rendang, Soto Padang (makanan sup), Sate Padang dan Dendeng Balado (daging dendeng yang dilumuri cabe). Restoran Minangkabau yang sering digelar "Restoran Padang" atau "Rumah Makan Padang" dapat dijumpai merata di seluruh Indonesia dan di negara-negara luar lainnya.

Upacara dan perayaan
Upacara dan perayaan di Minangkabau diantaranya:
•    Turun mandi - upacara memberkati bayi
•    Sunat rasul - upacara bersunat
•    Baralek - upacara perkawinan
•   Batagak pangulu - upacara pelantikan penghulu. Upacara ini akan berlansung selama 7 hari di mana seluruh kaum kerabat dan ketua-ketua dari kampung yang lain akan dijemput
•  Turun ka sawah - upacara kerja gotong-royong
•  Manyabik - upacara menuai padi
•  Hari Rayo - perayaan Hari Raya Idul Fitri
•  Hari Rayo - perayaan Hari Raya Idul Adha
• Maanta pabukoan - mengantar makanan kepada ibu mentua sewaktu bulan Ramadan untuk berbuka.
•  Tabuik - perayaan Islam di Pariaman
•  Tanah Ta Sirah, perlantikan seorang Datuk (ketua puak) apabila Datuk yang sebelumnya meninggal dunia silang beberapa jam yang lalu (tidak didahului dengan upacara batagak pangulu)
• Mambangkik Batang Tarandam, perlantikan seorang Datuk apabila Datuk yang sebelumya telah meninggal 10 atau 50 tahun yang lalu (mengisi jawatan yang telah lama dikosongkan)

Seni
Seni tradisonal Minangkabau diantaranya :
•    Randai, teater rakyat dengan memasuki pencak, musik, tarian dan drama
•    Saluang jo Dendang, serunai bambu dan nyanyian
•    Talempong, musik bunyi gong
•    Tari Piring
•    Tari Payung, menceritakan kehidupan muda-mudi Minang yang selalu riang gembira
•    Tari Indang
•    Pidato Adat juga dikenali sebagai Sambah Manyambah (sembah-menyembah), upacara berpidato, dilakukan di setiap upacara-upacara adat, seperti rangkaian acara pernikahan (baralek), upacara pengangkatan pangulu (penghulu), dan lain-lain
•    Pancak, permainan silat untuk acara adat, lebih mengutamakan keindahan dan seni.
•    Silek atau Silat yang merupakan seni beladiri tradisional yang memiliki 10 aliran utama.

Kraftangan (Kerajinan tangan)
Kraftangan tradisional Minangkabau diantaranya :
•    Kain Songket
•    Sulaman
•    Ukiran kayu
•    menukang emas dan perak

Itulah sekilas info tentang kebudayaan Minangkabau. mohon maaf kalau ada kesalahan yaa..
See you next time di postingan selanjutnyaaa :-)