- Arti Penting Kepemimpinan
Setiap individu
mempunyai pengaruh terhadap individu-individu lainnya; pengaruh tersebut makin
lama makin tumbuh. Beberapa individu mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap
individu lainnya. Dengan mengembangkan kemampuan untuk mempengaruhi, dapat
diperoleh suatu kepemimpinan. (George
R. Terry, 1990)
Memimpin berarti
mengarahkan tindakan-tindakan orang lain, menggerakkan dan mengaturnya untuk mencapai
sasaran sebagaimana yang sudah ditentukan. (Van der Schroeff dan Willem R.
Makaliwe, 1985)
Kepemimpinan
mempunyai arti yang berbeda-beda tergantung pada sudut pandang atau
perspektif-perspektif dari para peneliti yang bersangkutan, misalnya dari
perspektif individual dan aspek dari fenomena yang paling menarik perhatian
mereka. Pemimpin itu hendaknya harus lebih besar dan cerdas dibandingkan dengan
yang dipimpinnya. (Miftah
Thoha, 1996)
Pemimpin
memiliki peran penting sebagai motivator dalam menghadapi perubahan dan
menggunakan perubahan tersebut sebagai sebuah peluang untuk bisa lebih
berhasil. Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat (Daff (1988) dalam Kahar (2008:22)
bahwa kepemimpinan dapat mendorong serta mendukung kreativitas untuk membantu
pengikut dan organisasi agar lebih menerima serta siap berubah.Pemimpin bisa
menjadi motivator maupun penghambat dari perkembangan organisasi khususnya
menghadapi fenomena perubahan yang terjadi. Pemimpin yang memiliki kemampuan
menjadi motivator yang baik ketika pemimpin memiliki kecerdasan emosional yang
memadai (Titimaea (2006) dalam Labbaf, 2011:537).
Jadi
Kepemimpinan adalah
proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuahkelompok yang diorganisasi ke
arah pencapaian tujuan.
- Tipologi Kepemimpinan
Dalam
praktiknya, terdapat beberapa tipe kepemimpinan; di antaranya adalah sebagian
berikut (Siagian,1997) [1]:
1. Tipe
Otokratis.
Seorang
pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai
berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi, Mengidentikkan tujuan
pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata,
Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu tergantung kepada
kekuasaan formalnya, Dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan
pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
2. Tipe
Militeristis
Perlu
diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe
militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang
pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki
sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih
sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada
pangkat dan jabatannya, Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut
disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari
bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3. Tipe
Paternalistis.
Seorang
pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang
memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang
tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly protective), jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan
fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.
4. Tipe
Karismatik.
Hingga
sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang
pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian
mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai
pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula
tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena
kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang
karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi
dengan kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil
tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah
seorang yang kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John F
Kennedy adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih
muda pada waktu terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil,
Gandhi tidak dapat digolongkan sebagai orang yang ‘ganteng”.
5. Tipe
Demokratis.
Pengetahuan
tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah
yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe
kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses
penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu
adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan
kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari
pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya,
selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai
tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk
berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat
kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain,
selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, dan
berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
Secara implisit tergambar bahwa
untuk menjadi pemimpin tipe demokratis bukanlah hal yang mudah. Namun, karena
pemimpin yang demikian adalah yang paling ideal, alangkah baiknya jika semua
pemimpin berusaha menjadi seorang pemimpin yang demokratis.
- Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
Faktor Faktor Kepemimpinan memang
ada empat dan memang dari keempat faktor tersebut semuanya saling sinergi dan
berkaitan satu sama lain [4].
Faktor
Faktor Dalam Kepemimpinan[4] :
1.
Pemimpin
Dalam
kaitannya dengan Kepemimpinan, Pemimpin memang merupakan faktor esensial dari
Proses Kepemimpinan itu sendiri. Serta Pemimpin itu memang harus mengerti apa
yang harus dia tahu dan apa yang harus dia perbuat, atau istilah lainnya The
Right Man on The Right Place.
2.
Pengikut (Followers)
Adalah
salah satu faktor kepemimpinan yang membuat Faktor pertama itu ada. Karena
tanpa adanya Pengikut, otomatis Pemimpin pun tak ada. Oleh karena itu Faktor
Kepemimpinan dalam Pengikut ini lebih cenderung pengertian akan apa saja yang
Followers inginkan sehingga sebuah satuan fungsi manajemen bisa berjalan sesuai
dengan apa yang kita inginkan. Serta ada pula yang mengatakan kalau berbeda
Pemimpin maka berbeda pula gaya kepemimpinannya. Oleh karena itu Pengikut
disini memang harus menyesuaikannya dengan cepat.
3.
Komunikasi
Salah
satu hal yang menjembatani antara Pemimpin dan Pengikut adalah proses
Komunikasi itu sendiri. Dengan adanya komunikasi. Hubungan kerja antara dua
belah pihak baik atasan maupun bawahan dapat sinergis dan berjalan sesuai
dengan apa yang telah dirancangkan sebelumnya.
4.
SituasiDalam
sebuah situasi tertentu, terkadang kita diharusnkan untuk bertindak secara
cepat dan refleks untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu kondusifitas situasi
antara Atasan dan Bawahan memang harus saling dikuatkan agara selalu terjadi
kondisi situasi yang nyaman dan kondusif.
- Implikasi Manajerial Kepemimpinan dalam organisasi
Organisasi apapun yang
berdiri, tentu akan menggunakan konsep kepemimpinan karena ada unsur filosofi
(pandangan), harapan/tujuan, tantangan, dan sumber daya di dalamnya. Semua
faktor itu harus diatur sehingga bisa mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan
kata lain mesti ada konsep kepemimpinan dalam organisasi[2].
Pada tataran
praktis-managerial, konsep kepemimpinan juga mesti diterapkan sehinga dalam
organisasi terkonsep rapi, bersinergis, dan efektif.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Ayurisya Dominata, 2012, Teori dan
Tipologi Kepemimpinan, http://blog.sivitas.lipi.go.id/blog.cgiisiblog&1253275195&&&1036006290&&1351745423&ayur001,
14 April 2014 pukul 05.38
2. Frisca Idviosa, 2013, Arti Penting Kepemimpinan, http://idviosafrisca.blogspot.com/2013/04/arti-penting-kepemimpinan.html,
12 April 2014 pukul 22.19
3. George R. Terry, penerjemah : J.
Smith D.F.M. , 1990, Prinsip-Prinsip Manajemen, Jakarta : Bumi Aksara.
4. Hendro Pratomo, 2013, Faktor-faktor
yang mempengaruhi kepemimpinan, http://hendroeto.blogspot.com/2013/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi_15.html,
14 April 2014 pukul 22.11
5. Kahar, Irawaty A. 2008. Konsep Kepemimpinan
dalam Perubahan Organisasi (Organizational Change) pada Perpustakaan Perguruan
Tinggi. Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.4, No.1,hal 21-27. diakses
tanggal 14/04/2014 pukul 21.00
6. Labbaf, Hasan, Mohammad Esmaeil
Ansari, dan Masoomeh Masoudi. 2011. The Impact of the Emotional Intelligence on
Dimensions of Learning Organization : The Case of diakses tanggal 14/04/2014 pukul
21.05
7. Thoha, Miftah, 1993, Perilaku
organisasi : konsep dasar dan aplikasinya, Jakarta: RajaGrafindo Persada.
8. Van der Schroeff , Willem R.
Makaliwe, 1985, Manajemen dan Organisasi
Perusahaan, Jakarta : Ghalia.